Akhlaq islami merupakan koridor yang menjadi batasan ruang bagaimana seorang muslim itu seharusnya bertingkah laku dan juga bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Dan cukup lah setiap umat islam bersyukur dan berbahagia karena Allah dengan kesempurnaan risalah-Nya telah menjadikan Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam sebagai suri teladan bagi kaumnya, umat islam.
Di Antara Kemuliaan Akhlaq Rasulullah SAW
Akhlaq Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam adalah Al-Qor’an. Beliau membenci apa yang di benci oleh Al-Qor’an, meninggalkan apa yang dilarang oleh Al-qor’an, melaksanakan apa yang diperintahkan Al-Qor’an, dan mencintai apa yang dicinta Al-Qor’an. Karena Al-Qor’an adalah perkataan Allah Subhanahu Wata’alaa, firman-firman-Nya yang wajib kita mengikatkan diri kepadanya. Begitu yang di pahami oleh ahlus sunnah wal jamaah, sebagai untaian ilmu dan bashirah dari Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam.
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam merupakan orang yang paling jujur ucapannya, paling memenuhi tanggung jawabnya, paling amanah, paling lembut perangainya, paling mulia pergaulannya. Tidak pernah dendam dan marah kepada seseorang kecuali jika melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Rasulullah benci, marah, ridho, cinta hanya karena Allah Subhanahu Wata’alaa.
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam adalah orang yang paling pemalu diantara para pemalu, bahkan banyak kisah yang mengabarkan bahwa Rasulullah lebih pemalu dari perawan pingitan. Beliau juga rendah hati dan selalu berdzikir, tidak keji, tidak pernah mengutuk, tidak juga membalas kejahatan dengan kejahatan. Beliau dengan kemuliaan hatinya membalas orang-orang yang berbuat jahat kepadanya dengan maaf, jabat tangan bahkan do’a tulus. Subhanallah, akhlaq beliau. Makhluq yang paling sempurna, yang dipilih oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya dan menyelamatkan kaumnya dari kesesatan dan kebinasaan.
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam adalah orang yang murah hati. Barangsiapa yang meminta kebutuhan dan pertolongannya, maka tidak akan ditolaknya, Jika tidak mampu membantu, maka Beliau menolaknya dengan kata-kata halus, dan tidak dengan hati kasar ataupun kata-kata keras.
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali jika bertentangan dengan kebenaran, sehingga beliau memotong pembicaraan tersebut dengan larangan atau berdiri, tidak menganggap bohong seseorang, tidak dengki kepadanya dan tidak memintanya untuk bersumpah sehingga bisa menimbulkan kedengkian pada hati orang lain.
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam sangat menjaga hak-hak seluruh anggota keluarganya, tetangganya dan juga menghormati tamunya. Waktu beliau tidak pernah berlalu kecuali untuk beramal, mengerjakan kebaikan, berjiwa optimis dan membenci sifat pesimis dalam hidup. Karena Rasulullah faham tentang hikmah takdir, dan setiap muslim harus percaya pada rukun iman yang terakhir, yaitu beriman kepada takdir, baik buruk maupun baik. Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya, dan segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah terjadi pada hamba-Nya adalah yang terbaik baginya dan pasti ada hikmah besar dibaliknya yang bisa dipelajari.
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam menyukai kemudahan. Islam adalah agama “Al-Wasath”, agama pertengahan, yang mudah dipahami dan diterapkan asalkan manusia tidak disetir oleh hawa nafsunya. Jika ada dua pilihan, maka Rasulullah memilih yang paling mudah diantaranya, selama tidak merupakan perbuatan dosa dan kemungkaran. Sesungguhnya kemaksiyatan itu akan membuka pintu kemaksiyatan dalam jiwa manusia, sehingga mempermudah kemaksiyatan-kemaksiyatan yang lain masuk. Bersederhana dalam kebenaran dan sunnah, adalah jalan paling selamat daripada bermegah-megahan dalam ajaran yang tidak pasti kebenarannya dan atau mengada-ngadakan hal baru di dalam agama (bid’ah), itu lah pesan beliau yang sering dinukil dalam banyak hadist shahih. “Sesungguhnya barang siapa yang beramal tidak sesuai dengan tuntunanku maka amalanya akan tertolak” (HR Muslim)
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam juga suka menolong orang yang membutuhkan dan membantu orang yang teraniaya. Sesungguhnya telah kita fahami bersama, bahwa do’a orang-orang yang teraniaya adalah do’a yang didengarkan oleh Allah Subhanahu Wata’alaa. Dari orang-orang yang teraniaya dan orang-orang kekurangan sesungguhnya terdapat ladang pahala yang luas, kebaikan yang bisa menjadikan lautan pahala bagi si penolong maupun yang tertolong.
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam juga senang kepada sahabat-sahabatnya, bermusyawarah dengan mereka dan memeriksa mereka. Barang siapa sakit maka Beliau kunjungi, barangsiapa tidak hadir dalam majelis ilmunya, maka diundangnya, adapun beliau juga menerima udzur orang yang tidak bisa menghadiri majelisnya karena alasan yang syar’i. Rasulullah sangat mencintai semua sahabatnya. Barangsiapa yang meninggal atau tertimpa musibah maka beliau berziarah, bersilaturrahmi serta mendo’akannya.
Jika berbicara, Rasulullah berbicara dengan pelan, sehingga orang yang mendengarnya bahkan bisa menghitung pembicarannya karena saking jelas dan fasihnya beliau berkata. Disamping itu beliau juga bergurau secukupnya dengan para sahabat-sahabatnya, serta tidak mengucapkan sesuatu kecuali ada manfaatnya dan merupakan untaian penyampaian kebenaran.
Sopan Santun Dan Kerendahan Hati Rasulullah SAW
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam adalah orang yang paling sayang dan hormat kepada para sahabatnya. Memberi tempat lapang jika diantara mereka sedang dalam kesempitan, memulai salam kepada orang yang dijumpai, dan jika beliau berjabat tangan, tidak pernah melepaskan duluan sebelum orang tersebut melepaskannya duluan.
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam adalah orang yang paling rendah hati. Jika beliau berada dalam suatu majelis, maka beliau akan duduk bersama diantara peserta majelis yang lain dan tidak akan berdiri sebelum majelis selesai. Setiap orang yang duduk bersama beliau selalu diberi hak sama sehingga tidak ada seseorangpun yang merasa dimuliakan atau direndahkan dari yang lainnya dihadapannya. Jika orang lain duduk di dekatnya, beliau tidak akan berdiri sampai orang tersebut berdiri duluan kecuali ada urusan penting yang membuat beliau minta ijin kepada orang tersebut.
Rasulullah benci kepada orang yang berdiri menghormatinya. Dari Anas Bin Malik Radhiyallaahu Anhu berkata:”Tak seorang pun yang mereka cintai lebih dari cinta mereka kepada Rasulullah, tapi jika mereka melihat Rasulullah, mereka tidak berdiri untuk mengadakan penghormatan khusus kepada beliau karena beliau membenci hal tersebut” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi). Adapun kasus seorang tuan rumah yang berdiri dalam menyambut tamu diperbolehkan karena memang Rasulullah pernah melakukan hal tersebut, dan boleh juga ikut menyongsong orang tersebut dengan merangkulnya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setiap muslim adalah bersaudara, dan tidak sempurna iman seorang muslim kecuali ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Sambutan, jabat tangan dan rangkulan adalah tanda keakraban dan kasih sayang sesama muslim (Hadist Arbain An-Nawawiyah)
Rasulullah tidak menghadapi seseorang dengan sesuatu yang tidak disenanginya. Mencintai orang-orang miskin dan kekurangan, bersahabat dengan mereka dan ta’ziyah jika ada yang meninggal diantara mereka. Rasulullah penyayang kepada umatnya, tidak merendahkan orang fakir karena kefakirannya, tidak takut kepada raja karena kekayaan dan kedudukannya, dan membesarkan nikmat meskipun sedikit, karena itu adalah rezeki dari-Nya. TIdak sekalipun Rasulullah mencela makanan, jika beliau merasa senang maka beliau makan, jika tidak maka beliau tinggalkan. Makan dan minum dengan tangan kanannya dengan bacaan Basmalah adalah adab beliau dalam makan minum, juga mengucapkan hamdalah untuk mengakhirinya.
Rasulullah adalah figur yang sederhana, tidak berbeda dengan para sahabatnya dalam pakaian dan tempat duduk, sehingga pernah seorang arab Badui masuk sambil mengatakan:”Mana diantara kamu yang bernama Muhammad?”. Pakaian yang paling disenangi beliau adalah qamis (baju panjang sampai setengah betisnya), tidak berlebih-lebihan dalam makanan atau pakaian, memakai peci, sorban, dan cincin perak pada jari kelingking kanannya, karena memang ada larangan keras bagi laki-laki memakai emas. Rasulullah juga memelihara jenggot besarnya. Semua itu adalah sunnah rasulullah yang merupakan keutamaan untuk diamalkan dan dilarang bagi kita untuk mencelanya, walaupun hanya sekedar ketidak cocokan dalam hati. Seperti kasus qamis dan jenggot yang sedang semarak akhir-akhir ini. Sesungguhnya kesombongan walaupun sedikit pun ada dalam hati manusia dapat menjerumuskan kita ke lubang neraka dan sesungguhnya kesombongan pada diri manusia dapat menghalanginya untuk mendapatkan hidayah Allah yang sangat mahal harganya.
Keindahan Akhlaq Kaum Yang Beriman
“Sungguh indah akhlaq orang mukmin,
Jika ditimpa musibah dia bersabar,
Jika mendapat nikmat dia bersyukur,
Jika bertemu sesama saudara muslim saling melempar salam dan mendoakan,
Jika berjumpa saudara muslim yang lebih muda darinya, maka dia akan berfikir:
“Sesungguhnya saudaraku ini lebih muda dariku, pastilah dosanya lebih sedikit dari dosaku”
Jika bertemu saudara muslim yang lebih tua darinya pun dia berpikir:
“Sesungguhnya saudaraku ini lebih tua dariku, pastilah amalnya lebih banyak dariku”
Dengan begitu orang mukmin akan selalu rendah hati dan sibuk menghitung amal dan dosanya……..”
Hasbunallaahu Wa Ni’mal Wakiil...
Sesunguhnya cukuplah bagiku Allah dan Dialah sebaik-baiknya pelindung. Semoga kita dalam tuntunan dan kemudahan kebaikan-NYa.
Wallaahu Ta’alaa a’lam Bi Shawwab
Maroji:
• Hadist Arbain An-Nawawi
• Bimbingan Islam Untuk Pribadi Dan Masyarakat, Syaikh Zamil Zainu
• Firqotun An-najiyah, Syaikh Zamil Zainu
Baca Juga:
• “Canda dan Tawa Rasulullah”, “Talbish Iblish”, Ibnul Jauzy;
• “Minhajul Qhasidin”, Ibnul Qayyim.
• “Mahligai Taqwa”, Ibnu Rajab Al-Hanbaly.
"kasus bank Century"