Friday, December 4, 2009

ISLAM DAN AKHLAK ISLAMI

Islam bermakna “penyerahan diri”, dengan kata lain, muslim (orang islam) harus rela dan setia menyerahkan dirinya kepada satu-satunya Dzat yang berhak untuk diserahi total jiwa dan raganya, yaitu Allah Subhanahu Wata’alaa. Al-I’tiqod adalah kunci dasar seorang muslim, yaitu beritikad kuat untuk mengikatkan dirinya kepada kemanunggalan Uluhiyah Allah (Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang hak), Kebesaran Rububiyah Allah (Allah sebagai Dzat pencipta, pengatur dan penguasa alam semesta ini), serta kepada keagungan Asma dan Shifat-Nya.

Akhlaq islami merupakan koridor yang menjadi batasan ruang bagaimana seorang muslim itu seharusnya bertingkah laku dan juga bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Dan cukup lah setiap umat islam bersyukur dan berbahagia karena Allah dengan kesempurnaan risalah-Nya telah menjadikan Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam sebagai suri teladan bagi kaumnya, umat islam.

Di Antara Kemuliaan Akhlaq Rasulullah SAW

Akhlaq Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam adalah Al-Qor’an. Beliau membenci apa yang di benci oleh Al-Qor’an, meninggalkan apa yang dilarang oleh Al-qor’an, melaksanakan apa yang diperintahkan Al-Qor’an, dan mencintai apa yang dicinta Al-Qor’an. Karena Al-Qor’an adalah perkataan Allah Subhanahu Wata’alaa, firman-firman-Nya yang wajib kita mengikatkan diri kepadanya. Begitu yang di pahami oleh ahlus sunnah wal jamaah, sebagai untaian ilmu dan bashirah dari Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam.

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam merupakan orang yang paling jujur ucapannya, paling memenuhi tanggung jawabnya, paling amanah, paling lembut perangainya, paling mulia pergaulannya. Tidak pernah dendam dan marah kepada seseorang kecuali jika melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Rasulullah benci, marah, ridho, cinta hanya karena Allah Subhanahu Wata’alaa.

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam adalah orang yang paling pemalu diantara para pemalu, bahkan banyak kisah yang mengabarkan bahwa Rasulullah lebih pemalu dari perawan pingitan. Beliau juga rendah hati dan selalu berdzikir, tidak keji, tidak pernah mengutuk, tidak juga membalas kejahatan dengan kejahatan. Beliau dengan kemuliaan hatinya membalas orang-orang yang berbuat jahat kepadanya dengan maaf, jabat tangan bahkan do’a tulus. Subhanallah, akhlaq beliau. Makhluq yang paling sempurna, yang dipilih oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya dan menyelamatkan kaumnya dari kesesatan dan kebinasaan.

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam adalah orang yang murah hati. Barangsiapa yang meminta kebutuhan dan pertolongannya, maka tidak akan ditolaknya, Jika tidak mampu membantu, maka Beliau menolaknya dengan kata-kata halus, dan tidak dengan hati kasar ataupun kata-kata keras.

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali jika bertentangan dengan kebenaran, sehingga beliau memotong pembicaraan tersebut dengan larangan atau berdiri, tidak menganggap bohong seseorang, tidak dengki kepadanya dan tidak memintanya untuk bersumpah sehingga bisa menimbulkan kedengkian pada hati orang lain.

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam sangat menjaga hak-hak seluruh anggota keluarganya, tetangganya dan juga menghormati tamunya. Waktu beliau tidak pernah berlalu kecuali untuk beramal, mengerjakan kebaikan, berjiwa optimis dan membenci sifat pesimis dalam hidup. Karena Rasulullah faham tentang hikmah takdir, dan setiap muslim harus percaya pada rukun iman yang terakhir, yaitu beriman kepada takdir, baik buruk maupun baik. Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya, dan segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah terjadi pada hamba-Nya adalah yang terbaik baginya dan pasti ada hikmah besar dibaliknya yang bisa dipelajari.

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam menyukai kemudahan. Islam adalah agama “Al-Wasath”, agama pertengahan, yang mudah dipahami dan diterapkan asalkan manusia tidak disetir oleh hawa nafsunya. Jika ada dua pilihan, maka Rasulullah memilih yang paling mudah diantaranya, selama tidak merupakan perbuatan dosa dan kemungkaran. Sesungguhnya kemaksiyatan itu akan membuka pintu kemaksiyatan dalam jiwa manusia, sehingga mempermudah kemaksiyatan-kemaksiyatan yang lain masuk. Bersederhana dalam kebenaran dan sunnah, adalah jalan paling selamat daripada bermegah-megahan dalam ajaran yang tidak pasti kebenarannya dan atau mengada-ngadakan hal baru di dalam agama (bid’ah), itu lah pesan beliau yang sering dinukil dalam banyak hadist shahih. “Sesungguhnya barang siapa yang beramal tidak sesuai dengan tuntunanku maka amalanya akan tertolak” (HR Muslim)

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam juga suka menolong orang yang membutuhkan dan membantu orang yang teraniaya. Sesungguhnya telah kita fahami bersama, bahwa do’a orang-orang yang teraniaya adalah do’a yang didengarkan oleh Allah Subhanahu Wata’alaa. Dari orang-orang yang teraniaya dan orang-orang kekurangan sesungguhnya terdapat ladang pahala yang luas, kebaikan yang bisa menjadikan lautan pahala bagi si penolong maupun yang tertolong.

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam juga senang kepada sahabat-sahabatnya, bermusyawarah dengan mereka dan memeriksa mereka. Barang siapa sakit maka Beliau kunjungi, barangsiapa tidak hadir dalam majelis ilmunya, maka diundangnya, adapun beliau juga menerima udzur orang yang tidak bisa menghadiri majelisnya karena alasan yang syar’i. Rasulullah sangat mencintai semua sahabatnya. Barangsiapa yang meninggal atau tertimpa musibah maka beliau berziarah, bersilaturrahmi serta mendo’akannya.

Jika berbicara, Rasulullah berbicara dengan pelan, sehingga orang yang mendengarnya bahkan bisa menghitung pembicarannya karena saking jelas dan fasihnya beliau berkata. Disamping itu beliau juga bergurau secukupnya dengan para sahabat-sahabatnya, serta tidak mengucapkan sesuatu kecuali ada manfaatnya dan merupakan untaian penyampaian kebenaran.

Sopan Santun Dan Kerendahan Hati Rasulullah SAW

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam adalah orang yang paling sayang dan hormat kepada para sahabatnya. Memberi tempat lapang jika diantara mereka sedang dalam kesempitan, memulai salam kepada orang yang dijumpai, dan jika beliau berjabat tangan, tidak pernah melepaskan duluan sebelum orang tersebut melepaskannya duluan.

Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wassalam adalah orang yang paling rendah hati. Jika beliau berada dalam suatu majelis, maka beliau akan duduk bersama diantara peserta majelis yang lain dan tidak akan berdiri sebelum majelis selesai. Setiap orang yang duduk bersama beliau selalu diberi hak sama sehingga tidak ada seseorangpun yang merasa dimuliakan atau direndahkan dari yang lainnya dihadapannya. Jika orang lain duduk di dekatnya, beliau tidak akan berdiri sampai orang tersebut berdiri duluan kecuali ada urusan penting yang membuat beliau minta ijin kepada orang tersebut.

Rasulullah benci kepada orang yang berdiri menghormatinya. Dari Anas Bin Malik Radhiyallaahu Anhu berkata:”Tak seorang pun yang mereka cintai lebih dari cinta mereka kepada Rasulullah, tapi jika mereka melihat Rasulullah, mereka tidak berdiri untuk mengadakan penghormatan khusus kepada beliau karena beliau membenci hal tersebut” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi). Adapun kasus seorang tuan rumah yang berdiri dalam menyambut tamu diperbolehkan karena memang Rasulullah pernah melakukan hal tersebut, dan boleh juga ikut menyongsong orang tersebut dengan merangkulnya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setiap muslim adalah bersaudara, dan tidak sempurna iman seorang muslim kecuali ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Sambutan, jabat tangan dan rangkulan adalah tanda keakraban dan kasih sayang sesama muslim (Hadist Arbain An-Nawawiyah)

Rasulullah tidak menghadapi seseorang dengan sesuatu yang tidak disenanginya. Mencintai orang-orang miskin dan kekurangan, bersahabat dengan mereka dan ta’ziyah jika ada yang meninggal diantara mereka. Rasulullah penyayang kepada umatnya, tidak merendahkan orang fakir karena kefakirannya, tidak takut kepada raja karena kekayaan dan kedudukannya, dan membesarkan nikmat meskipun sedikit, karena itu adalah rezeki dari-Nya. TIdak sekalipun Rasulullah mencela makanan, jika beliau merasa senang maka beliau makan, jika tidak maka beliau tinggalkan. Makan dan minum dengan tangan kanannya dengan bacaan Basmalah adalah adab beliau dalam makan minum, juga mengucapkan hamdalah untuk mengakhirinya.

Rasulullah adalah figur yang sederhana, tidak berbeda dengan para sahabatnya dalam pakaian dan tempat duduk, sehingga pernah seorang arab Badui masuk sambil mengatakan:”Mana diantara kamu yang bernama Muhammad?”. Pakaian yang paling disenangi beliau adalah qamis (baju panjang sampai setengah betisnya), tidak berlebih-lebihan dalam makanan atau pakaian, memakai peci, sorban, dan cincin perak pada jari kelingking kanannya, karena memang ada larangan keras bagi laki-laki memakai emas. Rasulullah juga memelihara jenggot besarnya. Semua itu adalah sunnah rasulullah yang merupakan keutamaan untuk diamalkan dan dilarang bagi kita untuk mencelanya, walaupun hanya sekedar ketidak cocokan dalam hati. Seperti kasus qamis dan jenggot yang sedang semarak akhir-akhir ini. Sesungguhnya kesombongan walaupun sedikit pun ada dalam hati manusia dapat menjerumuskan kita ke lubang neraka dan sesungguhnya kesombongan pada diri manusia dapat menghalanginya untuk mendapatkan hidayah Allah yang sangat mahal harganya.

Keindahan Akhlaq Kaum Yang Beriman

“Sungguh indah akhlaq orang mukmin,
Jika ditimpa musibah dia bersabar,
Jika mendapat nikmat dia bersyukur,
Jika bertemu sesama saudara muslim saling melempar salam dan mendoakan,
Jika berjumpa saudara muslim yang lebih muda darinya, maka dia akan berfikir:
“Sesungguhnya saudaraku ini lebih muda dariku, pastilah dosanya lebih sedikit dari dosaku”
Jika bertemu saudara muslim yang lebih tua darinya pun dia berpikir:
“Sesungguhnya saudaraku ini lebih tua dariku, pastilah amalnya lebih banyak dariku”
Dengan begitu orang mukmin akan selalu rendah hati dan sibuk menghitung amal dan dosanya……..”


Hasbunallaahu Wa Ni’mal Wakiil...
Sesunguhnya cukuplah bagiku Allah dan Dialah sebaik-baiknya pelindung. Semoga kita dalam tuntunan dan kemudahan kebaikan-NYa.

Wallaahu Ta’alaa a’lam Bi Shawwab

Maroji:

• Hadist Arbain An-Nawawi
• Bimbingan Islam Untuk Pribadi Dan Masyarakat, Syaikh Zamil Zainu
• Firqotun An-najiyah, Syaikh Zamil Zainu

Baca Juga:
• “Canda dan Tawa Rasulullah”, “Talbish Iblish”, Ibnul Jauzy;
• “Minhajul Qhasidin”, Ibnul Qayyim.
• “Mahligai Taqwa”, Ibnu Rajab Al-Hanbaly.



"kasus bank Century"

Monday, November 16, 2009

Pengadilan Siswa
“mister_kapuyuk”

Disebuah ruang kelas yang apalah entah sebabnya, terjadi kasus perkelahian siswa. Suasana ribut membentuk kerumunan pasar. Mereka yang berkelahi diseret keruang majelis guru yang kebetulan lagi berkumpul jam istirahat. Maka terjadilah adegan seolah dipengadilan sekolah, dengan bahasa interogasi, agitasi bahkan terkesan mencari-cari kesalahan, siswa tersebut dikeroyok dari berbagi penjuru.
Azas praduga bersalah langsung di kenakan pada kedua siswa, tanpa ada usaha penyelidikan dan penyidikan berkas perkara. Status terdakwa menjerat mereka, tak diketahui pasal dan ayat berapa yang mereka langgar dari KUHS (kitab undang-undang hukum sekolah ”ternyata tidak ada”), tanpa didampingi pembela apalagi bisa membela diri mereka pasrah, keterangan saksi-saksi tidak diperlukan, dengan wajah tertunduk kedua siswa diam saja mendengarkan tuntutan, para siswa yang sedari tadi ingin tahu jalannya persidangan sambil berkerumun diluar segera dibubarkan masuk kelas. Agaknya sidang terbatas, dan tidak terbuka untuk umum. hakim dan jaksanya ”para guru”. lalu, guru yang tadi mendapati siswa berkelahi berkata, : ”nah kamu lagi yang bikin masalah, ndak bisa dinasehati, dengan cara apalagi mengajar kamu hah ! ” iya tu, kemaren dia juga yang buat keributan, guru menerangkan pelajaran dia bikin gambar, sering nih dia ndak buat PR, kata guru yang lain tak bisa menyembunyikan kesalnya. Beberapa orang guru yang kebetulan menyaksikan kejadian itu pun ikut andil berkomentar. ”panggil saja orang tuanya, suruh buat surat perjanjian kalau mengulangi lagi keluarkan saja , penat kita”. ”suruh menghadap kepala sekolah biar kapok, saran seorang guru yang lain,”. Ketika suasana diam, seorang guru yang dari tadi jadi pengamat memutus perkara. ”Nah, sekarang menghadap kedinding baca astaghfirullah 100 kali ”.
Permasalahan siswa yang merupakan fenomena umum disetiap sekolah adalah cabut, berkelahi, saling mengejek, terlambat datang/masuk kelas, tidak buat tugas-PR, berkata-kata kotor, pacaran, nyeletup (asal bunyi) saat guru menerangkan pelajaran, menarik perhatian teman atau guru yang berlebihan, atau masalah-kasus kenakalan lain sebagainya. Semua itu merupakan dinamika sekolah pertanda kehidupan yang alamiah. Adalah mustahil menghilang-habiskan semua itu, menjadikan perilaku siswa seragam dalam kepatuhan yang mutlak, menurut saja apa yang dikatakan guru tanpa ada pelanggaran, justru segala ketidak tertiban dan permasalahan yang muncul menjadi tugas dan tanggung jawab guru untuk mengantisipasi, menangani dan memberi solusi secara profesional. Bukan kecil atau besarnya masalah siswa yang penting, tapi bagaimanakah mengatasi masalah tanpa masalah ? inilah salah satu hal terpenting yang tidak bisa tidak, harus dipahami guru. Tanpa pemahaman itu kita khawatir sikap guru menanggapi setiap masalah dan kasus siswa jadi bumerang yang menciderai wibawa guru, hilangnya kredibilitas guru, sekaligus menyisakan jengkel dan dongkol dihati siswa.
Semua permasalahan siswa disekolah bagaimanapun, masih dalam tahap kenakalan, belum lagi sampai tahap kriminal yang membutuhkan keikut-sertaan pihak lain seperti orangtua, tokoh masyarakat ataupun polisi. Dengan bijaksana, para guru semestinyalah menangani dengan alat pendidikan yang melekat pada diri masing-masing guru yaitu kewibawaan, keteladanan, kasih sayang, ketegasan dan juga berupa ganjaran. Otib satibi,(2007) mengutip Anita L, menjelaskan bahwa guru dan para orang tua sangat penting memahami pengetahuan tentang teknik membentuk tingkah laku anak/siswa, yaitu :
1) Memahami, Tingkah laku anak harus dipahami guru dengan sewajarnya walaupun nampak mengesalkan. bukan berarti guru mengabaikan atau setuju tapi memang dunia anak begitu. jangan sampai guru mempersepsi dunia anak seperti persepsi orang dewasa. Selagi dalam batas norma dan tidak melampaui batas masih bisa diberikan toleransi.
2) Mengabaikan, tingkah laku anak yang tidak pantas, dihilangkan dengan cara mengabaikan. Sejauh tidak berbahaya bagi orang lain seperti merengek, nyeletup, atau minta diperhatikan. Dengan pengabaian dia akan jenuh dan berhenti sendiri.
3) Mengalihkan perhatian, mengalihkan kegiatan anak dari kegiatan negatif dengan cara mengajukan pertanyaan kearah lain, mengajak melakukan sesuatu atau menyuruh malakukan suatu tugas.
4) Keteladanan, ini lebih efektif dari kata-kata, pengaruh sikap guru dan orang tua lebih penting dari usaha guru yang dilakukan secara sadar untuk mengajar anak, karena ia butuh keteladanan dari pada kritik.
5) Hadiah dan pujian, makin banyak guru atau ortu tahu kesenangan anak makin efektif cara menentukan hadiah. Dengan menghindari tuntutan yang terlalu tinggi dengan tanpa penghargaan.
6) Mengajak, mempengaruhi anak dengan melakukan sesuatu yang membangkitkan perasaan, dorongan, cita-cita, daripada logika/intelektual. Disini keakraban guru dengan anak sangat menentukan berhasilnya ajakan.
7) Menantang, memberikan tantangan pada anak untuk bersaing secara sportif dan menunjukan kemampuannya pada tugas atau permainan tertentu yang positif
8) Peringatan atau isyarat, bisa berupa verbal atau non verbal dan harus dihindari omelan atau mencari-cari kesalahan. Peringatan bersifat objektif, sedangkan omelan bersifat emosional.
9) Memecahkan suatu perselisihan, konflik anak sesamanya lebih efektif dengan argumentasi yang logis, dengan mencari akar penyebab yang sebenarnya. Lalu mengajak anak berfikir tentang untung dan rugi berkelahi biar, mereka yang membuat komitmen, disini diharapkan berakhir dengan win-win solusi.
10) Menggunakan hukuman setelah dibuat batas-batas aturan, guru perlu memberi ganjaran hukuman kepada anak karena kesengajaan melanggar aturan atau membuat kesalahan yang ditentukan. tentu jangan sampai menyinggung perasaan anak dan menyakiti fisiknya.
Dizaman yang semakin canggih dengan meledaknya informasi dan hasil-hasil teknologi membuat perilaku siswa semakin rentan tercemar pengaruh negatif, baik media massa maupun lingkungan pergaulan yang sudah rusak. Selain orang tua dan guru perlu memberikan filter berupa ”IMUN” juga tidak kalah pentingnya merubah metode penyelesaian masalah agar lebih manusiawi dan mendidik, dan meninggalkan cara-cara lama ala tahanan nazi, ala interogasi polisi, atau ala kadarnya. dengan menghukum, menggertak, menyalahkan, menakut-nakuti, bahkan lebih tragis mengeluarkan siswa dari sekolah.

Thursday, March 5, 2009

Jadilah manusia yang selalu mempunyai semangat dan bergerak bagai Kapuyuk bergerak

SUNNAH.

Mister Kapuyuk

Qs Ali Imran : 137

Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

Sumber ajaran Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Muhammad Rasulullah SAW, adalah satu-satunya manusia yang terbaik dalam mempraktekkan Al-Qur’an sejak ayat pertama kali diturunkan sampai sampai ayat yang terakhir yang lebih kurang 23 tahun. Oleh sebab itu beliaulah Satu-satunya contoh tauladan kita dalam menerapkan ajaran islam yang sempurna. Namun pada saat sekarang ini kita dihadapkan pada problematika perpecahan yang amat sulit. Yaitunya terbentuknya beberapa golongan dan mazhad yang satu sama lainnya yang merujuk pada Satu Kitab dan nabi yang sama, namun berbeda Paham yang mana antara satu golongan dan mazhab, saling menuding dan menyesatkan, dan merasa benar dengan paham yang mereka miliki, bahkan mereka mengaku berjalan pada pada sunnah yang benar ( walau mereka hanya memahami sunnah dalam pemahaman yang terbatas dan sempi).

Mungkin karena berfirqoh-firqoh inilah yang menyebabkan mereka keluar dari sunnah yang sesungguhnya, dan terperangkap dalam kesesatan. Sebagaimana Firman Allah : QS . Ar-Ruum (30) : 30-32

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ( 30)

dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,(31)

yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka[1169] dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.(32)”

dan rasulullah bersabda :

“kamu sekalian senantiasa akan ditolong Allah untuk mengalahkan musuh, selama kamu tetap memegang teguh “sunnahku” , maka jika kamu keluar dari suunahku, Allah akan menurunkan pemerintahan atas kamu sekalian pada musuh-musuh kamu, orang-orang menakut-nakuti kamu, maka tidak akan dicabut rasa takut itu dari hati kamu, sehingga kami kembali mengikuti kepada sunnahku” (dari kitab Al-Mau’idzatil Hasanah).

Sudahkan kita pada saat ini berada pada Sunnatullah dan Sunnah Rasul ?. Untuk menjawab semua itu marilah kita pahami ma’na sunnah yang sesungguhnya :

Kalimat sunnah (سنٌة jamaknya سنٌنََ ) mengandung beberapa pengertian :

1. Sunnah dalam arti undang-undang / peraturan yang tetap berlaku (QS 17 : 77)

(Kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum kamu[864] dan tidak akan kamu dapati perobahan bagi ketetapan Kami itu.

QS . 33 : 62

Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati peubahan pada sunnah Allah.

2. Sunnah dalam arti cara atau metode yang diadakan Sabda nabi :

مَن سَنَّ سُنَّةً حَسَنً....

وَمَن سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً...

Barang siapa yang mengada-ngadakan suatu cara yang baik ..

Barang siapa yang mengada-ngadakan suatu cara yang jelek

.

Dan rosulullah juga bersabda :

: Dari ibnu Abbas ra. Berkata : Rosulullah bersabda : “Allah enggan akan menerima amal perbuatan orang ahli bid’ah, sehingga ia akan meninggalkan bid’ah itu” (HR. Ibnu Majah )

3. Sunnah dalam Arti Jalan yang telah dilalui

Artinya : ( suatu perjalanan rosulullah dari awal Risalahnya sampai akhir hayatnya dengan segala pengamalan wahyu Allah secara sempurna.)

Perjalanan beliau mulai dari dakwah Siir maupun Jahr, dengan segala rintangan-rintangan yang dihadapinya sampai pada tahap rasulullah hijrah ke Habsyi dan ke Yatsrip (Madinah), dan berjihad melawan musuh-musuhnya dengan mendapatkan kemenangan , dalam membangun sebuah negara madinah sampai pada masa Futuh Makkah (Fathul Makkah).

Inilah Sunnah Rasulullah (ditinjau dari jalan ( tarikh Risalah )yang telah dilalui oleh Rasulullah) .

QS . 9:20

orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.

Rosulullah Bersabda :

Laktatuhum wa laknahumullah .... wattariku lisunnati ( HR. Thirmidzi)

“Aku melaknat mereka dan Allah pun melaknatnya... Kepada siapa yang meninggalkan sunnahku. (HR. Thirmidzi).

Dan dalam hadits lain Rosulullah bersabda :

و مَن خَالَفَ سُنَّنِى فَلَىسَ مَنَّى

“ Dan barangsiapa menyalahi sunnahku, maka bukanlah ia termasuk ummatku. “ (HR. Al-Khotib)

Kesimpulan dari ayat diatas adalah , Rosulullah telah meletakkan dasar-dasar perjuangan Islam yang harus dilalui oleh setiap muslim, mukmin dan mujahid. Dengan langkah fase iman pada zaman makkiyah dan dilanjutkan pada fase hijrah, juga fase jihad sampai pada fase madaniyah. Maka barang siapa yang meninggalkan sunnah ini maka niscaya Allah dan Rosul akan melaknatnya.

4. Sunnah dalam arti : Kejadian yang terulang kembali :

Kejadian yang dimaksud bisa dalam bentuk Kejayaan Islam seperti yang dijanjikan Allah, juga dapat mu’jizat yang diberikan Allah pada para nabi dan rosul atau berupa karomah untuk menolong para Mujahidin di medan perang :

QS : 3 : 137

Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

Dari point 4 diatas kita dapat mengambil kesimpulan terulangnya peristiwa yang dialami pada Nabi dan Rosul terdahulu, kemudian terulang kembali peristiwa tersebut pada masa tertentu/ yang akan datang dengan izin Allah atau setelah memenuhi persyaratan.

Sebagai contoh :

  1. Peristiwa banjir Nabi Nuh untuk mengazab kaumnya yang tidak beriman. ( ketika risalah nabi nuh telah sampai pada mereka, namun ummatnya membantahnya dan melalaikan peringatan nabi nuh).
  2. Terulangnya Sunnah Nabi Ibrahim ketika menghancurkan berhala (juga bisa penghancuran terhadap apa-apa yang kita berhala-berhalakan, baik itu secara sadar ataupun kita tidak menyadarinya).
  3. Sunnah Musa dikejar fir’aun (karena menyampaikan sari’at Allah pada penguasa yang zalim).
  4. Sunnah nabi yusuf yang mendekam dalam Penjara (dipenjara karena menegakkan Al-Haq).
  5. Sunnah Nabi Muhammad, seperti dalam firman Allah SWT : QS : 8 : 30

“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.”

Jangan jadikan islam seperti kapuyuk

hari ini jangan kita takut, dengan kaidah syariat islam, jangan malahan kita merasa alergi menyebut kata syariat, bagaikan kita alergi dan jijik melihat kapuyuk (kecoak) lantas kita berusaha memusnahkannya dalam ingatan kita, dan bahkan kita berupaya membunuhnya dengan wacana-wacana yang kita lontarkan, seolah syariat islam itu tidak relevan dengan tuntutan zaman,

biarlah, diri ini jadi kapuyuk, yang selalu dimusuhi, dikala orang melihat kita, namun tetaplah hendaknya kita selalu berbangga dengan keislaman kita, bukan hanya sekedar keislaman KTP, atau islam keturunan.

selamat berjuang demi tegakknya syari'at Islam di bumi Allah,
walau diri dijadikan kapuyuk, bagi orang-orang yang tidak menyenangi.